Sunday, August 28, 2011

MENIKMATI " SUNRISE" DI GUNUNG BATUR - 2011



TREKKING ke puncak Batur ini terjadi di tahun 2011 kemarin tepatnya di bulan Agustus.  Saya sempat lupa loh saudara-saudara kalau saya dan teman-teman pernah “menaiki” gunung cantik ini. Dan ketika ingatan saya pulih kembali, dengan lancar kedua “telunjuk” saya menari-nari diatas keyboard dan mulai merangkai kata menjadi sebuah cerita yang “semoga” berkenan di hati. Enjoy!

As usual, rencana untuk mendaki gunung Batur comes up instantly and did not take us long to decide. Tanggal 20 Agustus 2011 sekitar pukul 5 sore rencana dieksekusi.  Hari ini adalah hari Sabtu alias weekend, dimana semua pekerja swasta maupun negeri merayakannya dengan segenap sukacita dan kebahagiaan dengan bekerja setengah hari saja dari jam 8 atau 9 pagi sampai jam 2 atau 3 sore. Kami menetapkan kota Sanur sebagai meeting sekaligus starting poin, selain karena lokasinya yang strategis, juga karena  disini ada McD dan minimart yang bisa WiFi-an gratissss (hubungannya apa ya??).

Yes, pukul 5 sore kala itu sebuah mobil xenia hitam sukses memuat 8 mahluk tak berdosa namun ber”massa” tubuh diatas rata-rata, untuk memulai misi “ menaklukkan gunung Batur” yang berketinggian 1,700 m diatas permukaan laut. Gunung ini belokasi di Kabupaten Bagli (Kintamani) sekitar 58 kilo dari kota Sanur, yang kami tempuh selama kurang lebih  2 jam.
bersiap brangkat
Peserta kali adalah : diriku, adik terkasih Aldrian, Chipext, Dave, Seno, Eka,Aven dan Bonces  yang keduanya bertindak sebagai seksi dokumentasi sedangkan yang lain adalah model-model nya (cuiihh). Si Seno pun didaulat sebagai juru kemudi  karena kemampuan “nyetir”nya sudah tak diragukan lagi, kalo istilah maichi udh level 10 alias pedes bangettss (lho??).

Singkat cerita, mobil xenia pun mulai melaju menuju Kintamani, melewati pesisir kota Ubud. Malam perlahan menyelimuti seantero jagat ketika kami memasuki daerah Payangan. Dua jam perjalanan pun sangat tidak terasa ketika seorang “Chipext” hadir dan mempersembahkan guyonan yang garing nan lucu (lucu ya?) LOL..

Sekitar pukul 9 malam tibalah kami di Kintamani. Akhhh….rupanya kami kepagian tibanya saudara-saudara. Bagaimana tidak, idealnya jika ingin melakukakan trekking ke gunung Batur, waktu yang "disarankan" untuk berangkat dari Denpasar sebenarnya adalah jam 12 malam atau jam 1 subuh karena rute pendakian dibuka sekitar pukul 3 subuh. Alhasil kami ibarat terdampar di pulau tak berpenghuni. Sejauh mata memandang hanya ada lampu jalan dengan cahaya kuningnya yang menemani kami, selebihnya gelap. Namun dikejauhan kami masih dapat melihat "kuncup" si gunung Batur dalam balutan gelap.

Dapat anda bayangkan jika siang saja suhu udara di Kintamani mampu membuat badan menggigil kedinginan, bagaimana dengan malam ini? Untung peserta sudah mempersiapkan jaket masing-masing, walupun itu belum “sangat” cukup. Tak banyak yang dapat  kami lakukan untuk “membunuh” waktu sambil menunggu waktu pendakian tiba, selain ngobrol dan menertawakan diri kami yang benar-benar hadir ‘kecepatan”. Dan kemudian jeng..jeng, hadirlah si tukang bakso..entah dari mana datangnya? dan bahan baksonya dari daging apa? kami sudah tak peduli, perut ini harus cepat-cepat diisi sebelum keduluan ama angin malam.

Setelah menghangatkan perut dengan semangkok bakso,tak lengkap rasanya jika tak minum yang anget-anget. Karena tak ada satu pun kios buka di Kintamani jam segini, maka mau tidak mau  kami harus mencarinya ke kota terdekat, yang terdekat hanya kota  Bangli. Singkat cerita kami menghabiskan sekitar dua jam bengong di salah satu sudut kota Bangli sebelum kembali ke Kintamani. Waktu menunjukkan pukul 11.30 malam, kami masih harus menunggu kurang lebih tiga jam lagi, dan seperti di hipnotis kami semua tertidur…

“Bangun,bangun…” entah bibir siapa yang dengan lantang dan lancang mengucapkan kata itu, yang jelas kami semua akhirnya  terjaga dan menengok jam tangan masing-masing..it’s 2.30 guys,,,,let’s go down! Untuk menuju ke pintu masuk , kami masih harus turun ke arah danau sekitar 10 sampai 20 menit. Si Dave telah memesan pemandu yang akan menemani pendakian kami. Sekedar info : Anda diharuskan menggunakan jasa pemandu resmi jika ingin mendaki gunung Batur, hal ini akan dianggap lebih legal daripada  melakukan pendakian sendiri (tanpa pemandu resmi).

Setelah tiba di pos, kami segera memarkir kendaraan dan benar bahwa ternyata sudah banyak wisatawan /calon pendaki yang berkumpul, dan para pemandu lokal sudah mulai sibuk mempersiapkan diri.  Hanya satu yang mengganguku, suhu dingin yang luarrr biasa. I need to get some sweat now.

Kami dipandu oleh seorang bapak dan seorang gadis (mungkin masih kelas 3 SMP) tidak tahu apakah dia (gadis itu) seorang trainee atau pemandu junior…tak apalah yang penting trekking sudah dimulai. 
istirahat
Walaupun hari masih gelap gulita, namun tetap dengan samar-samar bisa melihat siluet gunung Batur yang hitam pekat dan sangat kontras dengan warna langit yang biru kehitam-hitaman dan berbintang. Cuaca cerah. Di depan sana kami dapat melihat lampu senter pemandu-pemandu dan pendaki-pendaki lain  berderet, yang sesekali menari atau berkedip-kedip,kadang muncul kadang hilang, bukan hanya didepan kami, tapi dibelakang kami juga berderet cahaya lampu senter pendaki-pendaki lain yang mengikuti jejak kami dan bergerak menuju puncak. Wow..banyak pendaki hari ini saudara-saudara.

Sesekali kami harus berhenti untuk beristirahat mengambil nafas, dan kemudian “ dilambung” oleh pendaki-pendaki lain yang kebanyakan turis asing. Semilir angin dengan cepat mendinginkan suhu tubuh yang tadinya mulai memanas karena balutan jaket dan aktivitas berjalan kaki, hanya bulir-bulir keringat dingin yang menetes dibarengi nafas yang super "ngos-ngos" karena rute yang semakin menanjak . Apakah sudah sampai di puncak? Ternyata belum. Salah satu sisi positif mendaki di malam hari adalah anda akan benar-benar fokus untuk berjalan tanpa memperdulikan apakah yang dituju –yang notabene memang tidak kelihatan karena gelap - sudah dekat atau masih jauh. Itulah yang saya rasakan. Akhirnya sebelum sampai ke pos 1, kami harus melewati satu rute yang paling terjal dengan kemiringan sekitar 120 derajat  lagi berkerikil, berpasir khas pasir volkano (hitam dan agak kasar). Namun lelah terbayar setelah melewati ini. Sejujurnya, ini adalah kali kedua saya mendaki Batur. Pendakian pertama adalah tahun 2009.

Di pos 1 ini, ada sebuah kios yang menjual aneka minuman hangat (kopi,teh,coke,sprite dsb) atau ada juga makanan (mostly yang berbahan mie instant). Nah, disinilah para pendaki beristirahat untuk menunggu “matahari terbit” atau bahasa kompeninya  “SUNRISE”. Yah, inilah tujuan wisatawan mendaki Batur di subuh hari,itulah tujuan mereka membayar kurang lebih 30$-40$ per orang , tak lain dan tak bukan hanya untuk sekedar menyaksikan sang fajar muncul dari peraduan (hallaaahhh).
Daftar menu. Harga termasuk tax & service. No credit card accepted.
Pos 1

Damned!! Dingin masih sangat luar biasa menyengat di sini, keringat yang sudah terkumpul tadi sudah hilang sekejap dan meresap kembali kedalam kulit, benar-benar menggigil luar biasa. Coffee was not able to warm up the body, totally freezing! Gilaaa. 

Kemunculan fajar sangat ditunggu-tunggu oleh para wisatawan. Maka tak heran ketika cakrawala mulai muncul dengan warna oranye-nya, mereka pun berlomba-lomba memotret. Akh..cakrawala mengalahkan ketampananku (maksud lohh ??). 
model pada pose...
perumahan penduduk menjelang matahari terbit


people were enjoying the moment

the batur lake covered by haze
Perlahan dan pasti, mentari mulai menampakkan wajahnya sedikit demi sedikit dan disambut dengan antusias dan senyum kepuasan diwajah para wisatawan ini. They finally got what they paid for. Yah, melihat sunrise di gunung Batur memang benar-benar sesuatu yang tidak boleh anda lewatkan ketika melancong ke Bali. Disamping untuk ber-olahraga (trekking), juga anda akan disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa. Anda dapat melihat : Gunung Batur dengan kawah yang masih aktif, Danau Batur, siluet Gunung Agung dan yang terpenting adalah “matahari terbit”.
here we go....

menggenggam matahari

stunningly awesome!!!!

MENUJU PUNCAK

keep moving..!

hikers were many....

the top of 1,700 m

come on guysss....
 FINALLY.......on the TOP
RESMI DITUTUP DENGAN PADUAN SUARA

ONE DAY TRIP - NUSA PENIDA

Saturday, 17th Jun 2017 Setelah sekian lama 'blog' ini mati suri akhirnya 'mood'datang juga untuk melanjutkan cora...