Good morning from Batu! Kami terbangun sekitar pukul 07 pagi
langsung membuka jendela kamar dan segera disambut hangat cahaya matahari pagi.
Pagi yang cerah. Saya baru sadar kalo di kamar kami ini tidak ada alat pendingin
ruangan, tapi toh kamar tetep adem.Ya wajarlah, karena kota Batu berada di
ketinggian kurang lebih 1.250 m dari permukaan laut jadi suhu berkisar
rata-rata 15 – 19 derajat selsius. Setelah membersihkan diri, segera kami
menuju restaurant untuk sarapan. Jangan
terlalu berharap sarapan yang “wah..” disini yah, walaupun kami membayar hampir
500ribu per malam jika dibandingkan
dengan hotel di Bali, harga ini sudah
termasuk harga bintang 3 dengan menu sarapan
yang variatif J
. Menu sarapan kami pagi ini terdiri
dari nasi goreng, kopi/teh, kerupuk dan sayur sop. Hmm…still it’s better than nothing.
Setelah sarapan kami segera
berkemas untuk check out. Program kami hari ini adalah berkunjung ke Museum
Angkut, yang jaraknya hanya sekitar 15-20 menit dengan berjalan kaki dari
lokasi hotel kami. Kemudian setelah makan siang meninggalkan Batu dan berangkat
ke kota Malang yang berjarak 3 kali naik angkot dari kota Batu.
Lokasi Museum Angkut sendiri di
Jl Terusan Sultan Agung Atas No 2 merupakan sebuah museum yang berisi koleksi
–koleksi kendaraan-kendaraan antik dan sejarahnya, mulai dari kendaraan darat,
laut dan udara. Konsep Museum Angkut adalah perpaduan
tempat wisata yang unik berisi sejarah dan perkembangan dunia angkutan,
dipadu dengan legenda Movie Star dijamannya dengan latar belakang kota-kota dan
bangunan eksotis di Batavia, Eropa, Amerika.
"Ferish Wheel" di Alun - ALun Kota Batu |
"I think this cars were "Ford"? or "Chevrolet" ?? |
View from Museum Angkut |
Eh,
sebelum berangkat ke Museum Angkut iseng-iseng saya buka websitenya untuk
sekedar mengecek apa saja yang bisa dilihat disana, dan ternyata jam bukanya
jam 12 siang..wadohh salah perhitungan ini udah keburu check out. Alhasil kami
bengong beberapa saat di pelataran museum yang masih sepi dan tidak ada
tanda-tanda kehidupan aktivitas, karena saat itu baru jam 9 pagi. Yasudah..daripada keburu kering nunggu, kami
memutuskan untuk menuju Alun-Alun Kota Batu untuk nyoba “ketan” yang katanya
terkenal dari Batu. Kami menyewa ojek Rp 15.000 bonceng ber-3 dan meluncur ke
Alun-Alun yang tidak terlalu jauh dari Museum Angkut.
Singkat
cerita, jam 12 yang sudah ditunggu –tungu akhirnya tiba , capek juga lari keliling Alun-Alun jalan-jalan sekitaran Alun-Alun ini. Berbagai
aktifitas sudah dilakukan, mulai dari nyobain “Ferish Wheel” dengan hanya membayar
Rp 3,000 per orang , makan “ketan” ,
nongkrong di kedai kopi, modar-mandir ke Plaza Batu entah nyari apa. Kami
kembali menyewa ojek dan meluncur kembali ke Museum Angkut.
Sampai di
Museum Angkut, kaget juga liat loket penuh ama orang-orang yang ngatri tiket.
Luar biasa! Harga tiket adalah Rp 75.000 untuk weekend (Sabtu-Minggu) dan Rp 50,000
pada weekdays (Senin-Jumat) . Untuk informasi lebih lengkap, silahkan kunjungi
websitenya di sini.
Puas berkeliling
di Museum Angkut dari A sampai Z , dari pintu masuk sampai pasar apung
(floating market) , waktunya mengisi perut. Kebetulan di pasar apung ada
semacam “foodcourt” untuk membeli makanan. Disamping foodcourt ada “D’Topeng
Museum” yaitu Museum Topeng dari Sabang sampe Merauke.
Okehh,
selesai sudah acara di Batu, tujuan selanjutnya adalah segera menuju Malang.
Kami segera mencari angkot yaitu dengan berjalan kaki kembali ke tempat kami
makan bakso kemaren – masih ingat kan?? Hehe ---- disitu kami harus menunggu
angkot yang menuju ke terminal , kemudian nanti kami akan ganti angkot lagi untuk
tujuan Terminal Landungsari (Kota Malang). Terminal Landungsari merupakan pintu
gerbang kota Malang dari arah barat. Ongkos Batu – Landungsari adalah Rp 3,000
per orang ditempuh kurang lebih 1 jam. Jadi bagi backpackers, Malang – Batu –
Malang cukup naik angkot aja, lebih murah.
Dari
Terminal Landungsari kami segera mencari angkot menuju Jl Ahmad Yani Utara
,Riverside Blok C-1 yang merupakan alamat HARRIS
Hotel & Conventions. Susah juga nyari alamat hotel ini. Setelah
bertanya sana-sini akhirnya ditemukan. Ternyata Riverside itu adalah nama
sebuah “kompleks perumahan” di Malang, berkat informasi dari seseorang di
angkot – thanks men! Kami menginap
semalam di hotel ini dan kemudian siang besok kami sudah memesan “travel” ke
Bandara Juanda, Surabaya untuk penerbangan magrib kami ke Denpasar.
No comments:
Post a Comment
Bagaimana pendapat anda tentang postingan ini?