Wednesday, April 14, 2010

"BEKPEKING" KE LOMBOK ( BAG 1)



Lombok juga dikenal dengan sebutan “ pulau seribu masjid” , ya itu karena disini kurang lebih 95% penduduknya ber-agama Islam. Suku mayoritas adalah: Sasak dan bahasa sehari-hari :Bahasa Indo, Sasak.

Saya untuk pertama kalinya berkunjung kesana bersama teman saya Herman tahun 2010 lalu tepatnya tanggal 14 – 17 Maret. Namun jangan berharap disini saya akan bercerita tentang pengalaman  menikmati indahnya pasir putih dan  laut biru Gili  Terawangan atau perjuangan menaklukkan Rinjani dan mengibarkan bendera merah-putih dipuncaknya. Bukan,bukan itu..yang ini mengerikan.

Pulau Lombok adalah termasuk kedalam Propinsi Nusa Tenggara Barat yang ber-ibu kota Mataram (the Lombok busiest town). Pulau ini berjarak kurang lebih  150 km dari pulau Bali, dan dapat diakses melalui udara maupun laut. Akses udara hanya membutuhkan maksimal 1 jam, dan akses laut membutuhkan paling mentok 5 jam.

Saya dan teman saya memilih menggunakan transportasi laut (Ferry)  waktu itu, tujuan yang pertama dan terutama adalah tentu saja meng-irit biaya. Pertimbangannya adalah: jika menggunakan pesawat yang harga tiketnya tiga kali lipat dari kapal laut, kami tidak mungkin membawa motor kami ke counter check-in di bandara,dan memohon kepada petugas check-in sambil menangis darah untuk  dimasukkan ke bagasi cuma-cuma 20kg. Di Lombok, bagaimana kami akan mencari hotel jika tak ada motor ini? Bagaimana kami akan berkeliling? dengan taxi? Menyewa mobil?bayar pake apa? daun?...Jadi tentu saja transportasi laut adalah pilihan yang sangat tepat karena kami bersama “si roda dua ini”, selain untuk menjaga kelancaran mobilitas juga menghindari pengeluaran dollar yang lebih banyak. Ya namanya juga bekpeker,sangat wajar jika pengeluaran atau duit is the main concern… kalo royal ya bukan bekpeker donk namanya hehe..

Saran: Jika anda ingin ke Lombok namun dengan budget terbatas, sewalah motor di Bali dan berangkatlah PP dengan menggunakan Ferry. Kisaran biaya transportasi untuk perjalanan 3 hari 2 malam adalah sekitar Rp.380,000, (Tiket Ferry PP 1 motor 2 orang =Rp 200,000,- + sewa motor @Rp.60,000,- per hari tidak termasuk bensin). 
Padang Bai - Lembar

Hari pertama ini (Minggu-14 Mar): Setelah ibadah Gereja kami melanjutkan sesi packing yang sudah selesai setengah tadi pagi dan mengecek ulang perlengkapan kami masing-masing. Yang dibawa pun juga tidak banyak hanya pakaian ganti untuk perjalanan 4 hari / 3 malam. Setelah semua beres, kami meninggalkan kota Denpasar sekitar pukul 1100 menuju pelabuhan Padang bai (Candidasa) yang berjarak kurang lebih 40km dari pusat kota Denpasar  atau kurang lebih 1 jam perjalanan.

Sesampai di pelabuhan kami harus melewati “security check” untuk pemeriksaan dokumen kendaraan– PENTING!: sebelum berangkat pastikan anda membawa dokumen kendaraan yang valid (baik kendaraan sewaan/pribadi) seperti  SIM, STNK dan juga tetap siapkan kertu identitas pribadi (KTP) untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Setelah melalui security check, kami membeli tiket di loket seharga Rp. 100,000 untuk 1 motor 2 orang, kemudian menunggu sekitar sejam untuk keberangkatan  Ferry. Sekitar pukul 1300, Ferry meninggalkan pelabuhan Padang bai menuju pelabuhan  Lembar-Lombok. For more info tentang penyebrangan Padang Bai – Lembar bisa di cek disini.

Kurang lebih 4 jam kami habiskan “membusuk” di Ferry, cuaca sangat cerah waktu itu. Pemandangan laut di selat Lombok benar-benar memukau.
Meluruskan Tulang Ekor
THE FERRY
THE TANKER
Kapal kami baru merapat dipelabuhan Lembar sekitar pukul 1700 sore. Tanpa banyak bacot, kami segera tancap gas dan melucur ke kota Mataram yang kira-kira jaraknya masih 28 km lagi dari Lembar, misinya :untuk mencari penginapan secepat  mungkin sebelum hari gelap.

Kurang lebih sejam perjalanan tibalah kami di kota, karena rasa lapar yang menggangu, kami kemudian memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu sebelum lanjut mencari penginapan. Beginilah susahnya menjadi “backpacker”, kami masih harus menghabiskan waktu mencari mencari-cari penginapan “budget” dan strategis padahal sudah maghrib. 

Karena sudah hampir sejam kami tidak menemukan penginapan yang “pas” di kota Mataram, kami memutuskan untuk mencarinya di daerah Senggigi saja. Senggigi masih harus ditempuh kurang lebih 30 menit dari Mataram. Dan kesalahan berikutnya, adalah kami tidak membawa PETA, alhasil hanya mengikuti petunjuk jalan dan bertanya rute Senggigi kepada orang lokal. Naas! Saya mulai merasakan tulang punggung dan tulang ekor “nyeri”  karena kelamaan duduk dijok motor yang “empuk”  belum lagi harus menahan berat tas keril dipunggung yang berisi barang-barang yang tak jelas.

Senggigi memang lebih dikenal sebagai area turis di Lombok. Ada banyak restoran, night club dan hotel-hotel budget-menegah-bintang disini. So disarankan mencari penginapan di daerah Senggigi saja jika anda ke Lombok . Sebabnya selain karena lebih banyak pilihan akomodasi juga karena Seggigi jauh “lebih hidup” di malam hari dibandingkan Mataram.

Setelah dua, tiga penginapan terlewati, kami belum juga menemukan penginapan yang “benar-benar pas”, pas dalam artian “pas” budget, “pas” viewnya. Secara logika, sangat tidak mungkin menemukan penginapan  dengan view bagus tapi dengan harga miring 20-30 derajat. So, sebenarnya apa yang kami cari? Saya juga sebenarnya bingung #gubrakk!

Karena saking putus asanya, kami memutuskan untuk ke “warnet” dan browsing nomer telpon  dan alamat hotel-hotel di Senggigi dan kemudian menelpon dan bertanya : “masih ada kamar bu/pak? Fasilitas kamarnya apa saja?”. Nasib  “backpacker” amatiran yah seperti kami inilah. Seharusnya kami telah memegang list hotel sebagai referensi sebelum meninggalkan Denpasar. Tapia pa daya, bubur sudah menjadi kerak.

Setelah menelpon dua, tiga penginapan kendala lain pun muncul…pulsa habis..jiahh!!gubrakk! this option also did not work very well, daripada menghabiskan uang untuk isi pulsa atau berlama-lama di warnet tanpa hasil yang jelas, mending cabut! So inti daripada cerita “pencarian” akomodasi ini adalah : kami berdua sama-sama “first timer” ke Lombok, dan nekad berangkat tanpa mencari referensi terlebih dahulu, mohon jangan ditiru!

Waktu sudah menunjukkan pukul 1900 , sangat tidak lucu jika kami harus tidur be-alaskan kardus di jalan Raya Senggigi malam ini karena belum juga menemukan penginapan. Akhirnya saya dan teman  saya bertekad untuk mengakhiri ketidak jelasan ini : daripada terus-terusan begini, mending kita cari sekali lagi dan kita ambil saja tanpa banyak pertimbangan! Kataku kepada si Herman.

Akhirnya, di pencarian terakhir yang penuh dengan perjuangan dan airmata ini (lebay ON) kami menemukan penginapan yang sebenarnya masih kurang “pas” tapi di “pas-pasin”– hadeh maunya apa sih? Tamparr!!PURI SENGGIGI HOTEL (telp: 0370-692 192) ,hotel buget dan cocok untuk “backpacker” , harga kamar (2010) Rp.175,000,- net per malam termasuk AC,bath-up,TV dan makan pagi (nasi goreng/toast) dan Rp. 100,000,- net untuk kamar yang lebih standar dengan kipas angin termasuk makan pagi.Harga kamar kemungkinan naik 1-2% (2013).

Ada dua hotel budget lagi yang bisa menjadi referensi anda jika berkunjung ke Lombok (hasil survey kami loh!!) selain PURI SENGGIGI HOTEL – tapi tidak menjadi pilihan kami karena kurang “srek” di hati, keduanya berlokasi di Senggigi juga yaitu : HOTEL ELEN (0370-693077) atau PURI SHINTA (0370-6609477) tidak ada kamar ber-AC. Harga kamar berkisar antara 75,000 – 150,000 per malam termasuk sarapan (2010).

Saran : Biasanya harga kamar akan lebih murah jika anda go-show atau datang langsung tanpa reservasi. Pastikan anda bepergian pada periode low season (January – May, Sep,Oct,Nov) dimana akomodasi-akomodasi pada banting harga.  

Hari pertama ini benar-benar melelahkan. Kami menggunakan waktu untuk beristirahat karena besok kami harus check-out lagi dan memulai bab ke-2 buku “Penderitaan duo bekpeker di Lombok”. Kami berencana untuk “mengeksplorasi” Lombok selatan besok. Bersambung….







2 comments:

  1. good referece to be a backpacking to Lombok

    ReplyDelete
  2. Going to Lombok via Padang bai (Bali) is the chepest and best recommended way rather than taking plane at high cost.

    Budget accomodations are many available in Senggigi area too.Just be sure you traveling on low season period.

    ReplyDelete

Bagaimana pendapat anda tentang postingan ini?

ONE DAY TRIP - NUSA PENIDA

Saturday, 17th Jun 2017 Setelah sekian lama 'blog' ini mati suri akhirnya 'mood'datang juga untuk melanjutkan cora...