Saturday, January 19, 2013

BERWISATA KE AIR TERJUN SAMBABO - ULUMAMBI



Tanggal 6 Nov 2012, aku dan ke dua adikku Perdi,Quartus sudah menyusun rencana untuk berkunjung ke air terjun yang paling indah dan paling spektakuler di daerahku,nama air terjunnya Sambabo atau bahasa kerennya Sambabo fall  #hallah , emangya cuma Niagara saja yang bisa pake embel-embel fall di dibelakangnya hehe.

Lokasinya di Ulumambi (nama desa/daerah) berjarak kira-kira 10-an kilo lah dari desaku Saludengen, atau sekitar 2 jam-an jika ditempuh berjalan kaki dengan kecepatan selangkah per detik (kecepatan normal penduduk lokal), tapi jika dengan kecepatan “selangkang lecet”  maka dibutuhkan sekitar 3 jam-an atau lebih.

Aku sudah pernah berkunjung kesana sekali, sewaktu masih SMP dulu. Waktu itu ada acara picnic  (ciee picnic!!)  dengan teman-teman katekisasi remaja. Ya namanya juga kampung, ga ada yang semacam water-bom, water-park, atau semacam Bedugul di Bali untuk berpiknik,jadi akhirnya tidak ada pilihan lain selain ke water-fall. Tapi yah gitu-gitu udah sangat luar biasa untuk kami yang tinggal di kampung.

Keesokan harinya tanggal 7, aku dan adikku mulai packing untuk menjadi “bo-lang” sehari. Setelah semua disiapkan termasuk tas ransel kecil berisi bekal untuk makan siang, dan parang di pinggang, kami pun berangkat. Adikku mengajak empat orang teman SMP-nya yang kebetulan masih keluarga dekat juga. 

Perjalanan pun dimulai, karena sesuatu dan lain hal kami terpaksa berangkat sekitar jam 11 pagi waktu itu. Kami melewati jalan setapak , perkebunan cokelat dan kopi, melewati perkampungan/pedesaan dan rumah-rumah penduduk (Masoso dan Rantelemo). Perjalanan ini sejatinya melelahkan, akan tetapi selingan canda, tawa selama perjalanan telah membuyarkan itu semua, dan biasanya pegal-pegal baru akan terasa jika sudah selesai mandi dan duduk manis di depan TV.

Dengan hanya berbekal kamera poket,,pemandangan-pemandangan yang yang kami lalui sepanjang perjalanan tidak luput dari “jepretan” ku. Andai aku punya kamera DSLR + lensa 18-55 mm saja ,hasilnya mungkin bisa “sedikit” lebih cantik hehe – dasar manusia tidak pernah puas -. Tapi tak apalah, kamera poket ini sudah lebih dari cukup.

** Sungai Rante Lemo

Waktu menunjukkan pukul 3 sore ketika kami mulai mendengar gemuruh air terjun yang menandakan airterjunnya sudah sangat dekat. Yah sebetulnya kecepatan yang kami gunakan adalah kecepatan “selangkang lecet” buktinya kami berangkat jam 11 dan baru tiba sekitar jam 3 sore di Sambabo, ini efek dari kebanyakan bercanda dan potret memotret.

Voila…here we are, the magnificent super stunning waterfall!
Air Terjun Sambabo
The waterfall from the distance
Air Terjun Sambabo  Jerijourneys
**from the distance
Sambabo Waterfall
**almost getting the the base
Air Terjun Sambabo
**the bamboo bridge crossing the river, almost broken
Air Terjun sambabo
**THOSE HANDSOME BOYS WERE POSING UNDER THE FALL**
 
Airterjun ini berketinggian sekitar 100-an meter, dengan debit air yang tidak begitu kencang seperti punya sipiso-piso di Kabanjahe-Sumut. Namun ke-tinggian-nya mampu membuat kepala anda “mendongak” to the max jika anda mencoba melihat puncaknya tepat dari bawah kakinya.

Secara etimologi,nama Sambabo terdiri dari dua kata dan arti yaitu SAMBA (ga ad hubungannya dengan Brazil lho!!) dan BO atau BOTTO.SAMBA dari bahasa lokal berarti “berkeliling , menjelajah , mengeksplorasi” - sedangkan BOTTO berarti “kampung,desa”.

Nama ini muncul berkaitan dengan mitos masyarakat setempat bahwa air terjun ini dijaga oleh seekor burung raksasa yang “bersarang” di balik airterjun, dan akan keluar pada waktu-waktu tertentu untuk mengelilingi/menjelajah seluruh desa di area itu. Again, this is just a local myth and as far as i know nobody has ever seen the giant bird,and probably never will.

Sumber lain juga mengatakan bahwa SAMBABO sebenarnya berarti air/sungai yang melewati kampung/desa. Jika kita menjelajah ke hulu sungai, kita akan mendapati pedesaan, namanya desa Sambabo yang penduduknya bertani,berkebun dan beternak seperti aktifitas penduduk desa pada umumnya.

Sebenarnya, airterjun ini mempunyai potensi besar untuk menjadi primadona wisata di Kab. Mamasa jika seandainya ada perhatian dari pemerintah. Tidak ada fasilitas penunjang objek, aksesnya susah, kurangnya promosi di media cetak/elektronik menjadikan tempat yang sangat indah ini, tidak dikenal orang.

Ketika tiba disana, aku hanya melihat sebuah gubuk (mugkin ditujukan sebagai tempat istirahat bagi pengunjung) -dengan atap seng, kondisinya yang tidak terawat ,lapuk, berlumut, penuh sampah disekitarnya. Yah, miris juga. Padahal jika dikelolah dan dipromosikan dengan baik, bukan tidak mungkin orang-orang dari luar juga setidaknya tau atau tertarik untuk datang berkunjung menikmati keindahannya.

Setelah puas “berbolang” dan berpiknik ria, kami pun beranjak meninggalkan Sambabo dan jarum jam tanganku menujuk angka 4.

Perjalanan yang indah dan menyenangkan. Hanya foto-foto hasil jepretan kamera poketku yang kubawa kembali ke rumah sebagai kenang-kenangan. Sungguh luar biasa. Aku hanya berdoa dan berharap, semoga suatu saat,entah kapan pun itu air terjun ini bisa berubah menjadi objek wisata nasional / internasional yang dikenal dan bisa menarik minat lebih banyak wis-dom dan wis-man untuk berkunjung.

Aku dan kedua adikku menginjakkan kaki diteras rumah sekitar jam 7 malam. Full day Sambabo tour has just finished!!

Artikel terkait 







1 comment:

  1. siapa yang bikin ini website, bisa minta no. hp dan atw alamt lainnya..?nhi email aku melkyjaguar29@gmail.com

    ReplyDelete

Bagaimana pendapat anda tentang postingan ini?

ONE DAY TRIP - NUSA PENIDA

Saturday, 17th Jun 2017 Setelah sekian lama 'blog' ini mati suri akhirnya 'mood'datang juga untuk melanjutkan cora...